Orang Dewasa Meminum Kopi tanpa Gula
Sewaktu mendampingi anak acara sekolah dengan tema ‘⛺ Camping bersama Ayah’ ya acara ini hanya boleh diikuti bersama Ayah & Anaknya. Tanpa boleh diikuti oleh Ibu. Karena sebagian besar sudut pandang masyarakat atau institusi kepada seorang ayah, bapak, papah, abi apapun sebutannya. Maka acara tersebut diperuntukkan khusus kepada kepala keluarga atau imam yang nanti akan dimintai pertanggungjawabannya dihadapan yg maha Kuasa atas apa yang dipimpinnya.
Acara camping yang berlangsung di daerah Puncak Bogor, tepatnya di kawasan Gunung Mas Cisarua. Bertepatan dengan hari Jum’at. Satu minggu sebelum acara saya sudah mengajukan cuti 1 hari kepada kantor saya di Malaysia dan tim studio. Sempat punya pikiran ‘gampang lah gausah cuti, kan bisa kerja dari mana saja. Jika ada task urgent bisa segera dikerjakan. Asumsi saya nol besar, ketika sudah mendekati lokasi sinyal jaringan SIM Card sangat buruk, sinyal hanya memiliki 1–2 garis bahkan menghilang. Sinyal tersebut dapat diabaikan setelah melihat pemandangan yang membuat mata dan hati menjadi sejuk dan damai. Bogor dengan segala wilayahnya yang belum semua saya jelajahi menjadi selalu kaya akan wisata alamnya, terutama wilayah dataran tinggi nya. Subhanallah
Sudah tepat mengajukan cuti karena supaya fokus sesuai tema acara tersebut, jadi ayah tidak diperkenankan bekerja walau secara online ☺ karena saya termasuk orang yang jarang mengajukan cuti bekerja jadi hal tersebut menjadi sangat wah ketika bisa membersamai dengan keluarga terutama anak perempuan saya yang sedang duduk di kelas-3 SD, di salah satu SDIT (Islam Terpadu) di Kota Bogor.
Hari mulai sore ketika kita sudah packing, sholat jum’at, serta melakukan aktivitas games ringan yang diadakan oleh panitia. Setiap peserta camping dibagi kelompok untuk dapat mengikuti lomba seperti memasak, games, dll. Sore tersebut kami mulai memasak untuk persiapan makan malam. Saya kebagian meracik kopi dengan menggunakan wadah seperti memasak sayur, karena membuat kopi sekaligus untuk beberapa ayah di kelompok kami. Saya menuangkan kopi hitam, beberapa sachet. Walau harapannya manual brew, bersyukur kopi sudah disediakan banyak oleh salah seorang ayah kelompok kami. Ketika meracik kopi saya berucap,
“Pakai gula kah bapak-bapak?” Salah seorang ayah berucap, “Jangan, gitu aja kopinya, tanpa gula.” ada ayah lain yang cerita. Ketika mengunjungi kebun teh dan ingin meminum kopi bersama pekerja kebun teh. Beliau bilang kalau membuat kopi pakai gula, malah diketawain oleh pekerja kebun teh. Haha. Kami pun mulai menikmati tanpa gula, menjadi sangat nikmat karena cuaca mendukung, kebersamaan dan pengalaman camping bersama anak-anak kami. Sejak saat itu selalu menikmati meminum kopi tanpa gula, selain lebih laki dan mengurangi gula yang dapat menyebabkan diabetes :D
So, kamu tim kopi tanpa gula atau dengan gula? Semua pilhan masing-masing ya ☕ 👍